Sabtu, 24 April 2010

Image Processing menggunakan MATLAB 7.6..

>> A = imread('d:\tugas grafik\20.jpg');
>> gray = rgb2gray(A);
>> BW1 = edge(gray,'sobel');
>> BW2 = edge(gray,'canny');
>> BW3 = edge(gray,'prewitt');
>> BW4 = edge(gray,'roberts');

>> imshow(BW1),title('Sobel Methods');




>> figure, imshow(BW2), title('Canny Methods');




>> figure, imshow(BW3), title('Prewitt Methods');




>> figure, imshow(BW4), title('Roberts Methods');




Original Picture

>> i = imread('d:\tugas grafik\chendy ariyanto.jpg');
>> imshow(i), title('Original Picture');





Blurred Picture

>> PSF = fspecial('motion',9,18);
>> Blurred = imfilter(i,PSF,'circ','conv');
>> figure; imshow(Blurred); title('Blurred Picture');





Blurred and Noisy Image with Gaussian Methods

>> PSF = fspecial('gaussian', 8, 10);
>> Blurred = imfilter(i, PSF, 'symmetric', 'conv');
>> V = .002;
>> BlurredNoisy = imnoise(Blurred, 'gaussian', 0,V);
>> figure;imshow(BlurredNoisy); title('Blurred and Noisy Image');



Selasa, 05 Januari 2010

Pariwisata dan Pergeseran Sosial Budaya

Pariwisata dan Pergeseran Sosial Budaya

Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya adalah industri pariwisata. Demikian juga halnya yang berlangsung di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir, aktivitas sektor pariwisata telah didorong dan ditanggapi secara positif oleh pemerintah dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang selama ini menjadi primadona dalam penerimaan devisa negara.  Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Situasi nasional yang kini mulai memperlihatkan perkembangan ke arah kestabilan khususnya dalam bidang politik dan keamanan akan memberikan jaminan kepercayaan kepada wisatawan asing untuk masuk ke wilayah Indonesia.
Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai (multiplier effect) terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata, elastis terhadap krisis nasional yang terjadi dalam arti tidak terlalu terpengaruh oleh krisi keuangan dalam negeri, ramah lingkungan serta kenyataan bahwa industri pariwisata merupakan industri yang nir konflik.
 
Interaksi dan Perubahan Sosial
Pariwisata secara sosiolosis terdiri atas tiga interaksi yaitu interaksi bisnis, interaksi politik dan interaksi kultural (B. Sunaryo, 2000).  Interaksi bisnis adalah interaksi di mana kegiatan ekonomi yang menjadi basis materialnya dan ukuran-ukuran yang digunakannya adalah ukuran-ukuran yang bersifat ekonomi.  Interaksi politik adalah interaksi di mana hubungan budaya dapat membuat ketergantungan dari satu budaya terhadap budaya lain atau dengan kata lain dapat menimbulkan ketergantungan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang dipicu oleh kegiatan persentuhan aktivitas pariwisata dengan aktivitas eksistensial sebuah negara.  Sedangkan interaksi kultural adalah suatu bentuk hubungan di mana basis sosial budaya yang menjadi modalnya. Dalam dimensi interaksi kultural dimungkinkan adanya pertemuan antara dua atau lebih warga dari pendukung unsur kebudayaan yang berbeda.  Pertemuan ini mengakibatkan saling sentuh, saling pengaruh dan saling memperkuat sehingga bisa terbentuk suatu kebudayaan baru, tanpa mengabaikan keberadaan interaksi bisnis dan interaksi politik.
Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata.  Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatan apapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.  Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atau wisatawan.  Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. 
Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat setempat. Menurut Soekandar Wiraatmaja (1972) yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan proses-proses sosial atau mengenai susunan masyarakat.  Sedangkan perubahan budaya lebih luas dan mencakup segala segi kebudayaan, seperti kepercayaan, pengetahuan, bahasa, teknologi, dsb.  Perubahan dipermudah dengan adanya kontak dengan lain-lain kebudayaan yang akhirnya akan terjadi difusi (percampuran budaya). Kita lihat misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa.
Dengan demikian pariwisata ditinjau dari  dimensi kultural dapat menumbuhkan suatu interaksi antara masyarakat tradisional agraris dengan masyrakat modern industrial. Melalui proses interaksi itu maka memungkinkan adanya suatu pola saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur kehidupan atau pola budaya masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi tuan rumah.  Dari dimensi struktural budaya, aktivitas industri pariwisata  memungkinkan  terjadinya suatu perubahan pola budaya masyarakat yang diakibatkan oleh penerimaan masyarakat akan pola-pola kebudayaan luar yang dibawa oleh para pelancong. Pola-pola kebudayaan luar ini terekspresikan melalui tingkah laku, cara berpakaian, penggunaan bahasa serta pola konsumsi yang diadopsi dari wisatawan yang datang berkunjung. 


Apabila tingkat massifitas kedatangan turis ini cukup tinggi maka ada kemungkinan terjadi “perkawinan” antara dua unsur kebudayaan yang berbeda. Dari pertemuan atau komunikasi antar pendukung-pendukung kebudayaan yang berbeda tersebut, akan muncul peniru-peniru perilaku tertentu atau muncul pola perilaku tertentu.  Meniru tindakan orang lain adalah kewajaran dari seorang manusia.  Tindakan ini bisa lahir karena tujuan-tujuan tertentu, dan bisa jadi karena terdorong oleh aspek kesadaran ataupun karena dorongan-dorongan yang sifatnya emosional. Artinya, seseorang individu  bisa saja meniru perilaku orang lain hanya karena dia melihat bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orang lain tersebut nampak indah atau nampak lebih modern.  Tindakan meniru atau yang biasa disebut dengan tindakan imitasi bisa terjadi jika ada yang ditiru. Di sini faktor emosional dominan bermain karena seseorang tidak akan memikirkan apakah perilaku yang ditiru tersebut sesuai atau tidak dengan keadaaan dirinya. Dengan kata lain, orang tersebut tidak sempat lagi untuk memikirkan kenampakan-kenampakan yang paling mungkin untuk muncul ke permukaan, yang penting bagi dia adalah “aku ingin seperti turis itu karena aku menganggap turis itu keren”.


Kontak selanjutnya antara wisatawan dengan masyarakat tuan rumah adalah komunikasi verbal. Kontak antara masyarakat tuan rumah dengan wisatawan membutuhkan suatu perantara atau media atau alat yang mampu menjalin pengertian antara kedua belah pihak, perantara atau media tersebut adalah bahasa, bahasa menjadi faktor determinan. Akhirnya masyarakat kembali terdorong untuk bisa berbahasa asing. Dorongan itu muncul bukan semata-mata karena motif ingin berhubungan misalnya korespondensi atau yang lain, melainkan lebih disebabkan karena faktor ekonomi, untuk dapat komunikatif dalam memasarkan dagangannya (baik produk souvenir, jasa menjadi guide, dll). Ini berarti telah terjadi pola perubahan budaya masyarakat menuju ke arah yang positif yaitu memperkaya kemampuan masyarakat khususnya dalam bidang bahasa.


Demikian pula kemunculan hotel, cafe, maupun toko-toko cinderamata di sekitar kawasan wisata adalah variabel yang turut membantu menjelaskan apa yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat sekitar kawasan wisata.  Dengan adanya berbagai sarana penunjang pariwisata itu masyarakat menjadi paham akan adanya pola / sistem penginapan yang bersifat komersial,  dengan adanya cafe dan toko, logika pasar tradisional akan sedikit tergeser dari pola penjualan dengan model tawar-menawar menjadi model harga pas.
 
Ketahanan Sosial Budaya
Dengan demikian sedikit banyak telah terjadi pergeseran budaya dan tatanan sosial di masyarakat sekitar kawasan wisata.  Artinya budaya-budaya lama itu mengalami proses adaptasi yang diakibatkan oleh adanya interaksi dengan para pelancong tersebut.  Hal itu dimungkinkan juga karena sifat dari budaya itu sendiri yang dinamis terhadap perubahan yang terjadi.


Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya.  Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola  pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya.  Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.  Sekaligus menjadi catatan, bahwa faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanya hanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism. Pun juga, jangan sampai penekanan pada aspek ekonomi mengabaikan dimensi lain seperti dimensi ketahanan sosial budaya, karena perkembangan mutakhir dari dunia kepariwisataan adalah beralihnya minat wisatawan dari massive tourism ke  etnic tourism, wisata-wisata unik yang sangat peduli pada karakter asli masyarakat setempat.

Selasa, 17 November 2009

bahasa indonesia 1

TUGAS MAKALAH
Cara Jitu Mengembangun Motivasi Belajar
Dosen : Sangsang Sangabakti
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1






Disusun Oleh :

1.( 17108364 ) Erwansyah
2.( 17108369 ) Windu Panca
3.( 17108374 ) Sandy M
4.( 17108375 ) Ath Thaariq
5.( 17108378 ) Eki Siwi
6.( 17108379 ) Yuliana JB
7.( 17108380 ) Winda Christy
8.( 17108381 ) Euis Galih
9.( 17108382 ) Lenny D
10.( 17108383 ) Lucyana S
11.( 17108384 ) Maesarah Rizki
12.( 17108386 ) Taufiq R
13.( 17108392 ) Kunto Hadi
14.( 17108385 ) Rino P
15.( 17108400 ) Chendy A
16.( 17108403 ) Raja M
17.( 17108404 ) Bayu Aji
18.( 17108405 ) Andreas L
19.( 17108412 ) Angga K
20.( 17108417 ) Rohmawan S
21.( 17108419 ) Hendrawan S
22.( 17108420 ) Fuad R
23.( 17108421 ) Sabaruddin Sigit
24.( 17108423 ) Selly Tricia

Kelas : 5 KA17





Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Depok
2009

DAFTAR ISI


Halaman Judul

Daftar isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Manfaat

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Pengertian Belajar
2.3 Jenis – jenis Motivasi
2.4 Teori Motivasi
2.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
2.6 Upaya Membangkitkan Motivasi

Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran



BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal. Diperlukan juga motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor inilah yang harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya motivasi menjadi penyebab timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar, akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai tujuannya.

Dengan hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi pihak manajer harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi mana yang cocok diterapkan oleh organisasi untuk memotivasi pegawainya.
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu


B. Identifikasi Masalah
Salah satu masalah yang ada dalam belajar adalah kurangnya semangat atau usaha untuk menjalankannya. Karena kurangnya usaha dan semangat, akhirnya harus menunggu lama untuk mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, perlu diperhatikan bagaimana cara – cara jitu membangun motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan.

C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
a.Bagaimanakah belajar dengan baik dan benar ?
b.Bagaimanakah cara jitu untuk membangun motivasi belajar ?
c.Sampai sejauh mana cara yang efektif untuk membangkitkan cara belajar ?

D. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah :
a.Mengetahui cara belajar dengan baik dan benar.
b.Mengetahui cara jitu untuk membangun motivasi belajar.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yamg berkenaan dengan masalah seputar cara membangun motivasi belajar.

F. Manfaat
Fungsi kemanfaatan dari makalah ini ialah :
a.Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya untuk membagun motivasi belajar.
b.Sebagai pembanding dari karya tulis lainnya yang sejenis untuk menambah keragaman pembahasan yang ada mengenai permasalahan pembelajaraan dan motivasi ini.




G. Metodologi

Penyajian pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut :
a.Melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah belajar dan motivasi.
b.Melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data – data penting lainnya.

























Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Motivasi
Perkataan Motivasi adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris "Motivation". Perkataan asalnya ialah "Motive" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada Motiv, yakni bermaksud Tujuan. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
Jadi, ringkasnya, oleh karena perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi ( niat ). Berikut ini adalah beberapa pengertian motivasi menurut :
Wexley & Yukl ( dalam As’ad, 1987 ) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi mewakili proses - proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela ( volunteer ) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987 ) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah : keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
McDonald ( dalam Soemanto, 1987 ) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula ( Suprihanto dkk, 2003 ).
Soemanto ( 1987 ) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melalukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar yang efektif. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seorang siswa. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
James O. Whittaker memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan.
Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi ( tenaga ) di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif ( perasaan ) dan reaksi mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
Dari definisi di atas dalam motivasi terdapat tiga hal, yaitu :
1)Suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Setiap perubahan motivasi berakibat pada perubahan tenaga di dalam sistem neoro fisiologis dari organisme manusia.
2)Ditandai oleh dorongan afektif, seperti lebih bersemangat
3)Ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan, yaitu tindakan nyata

B. Pengertian Belajar
Sebelum membahas masalah prinsip belajar dan pembelajaran sangatlah perlu dipahami terlebih dahulu konsep belajar.
1. Apakah belajar itu ?
Menurut Gagne ( 1984 ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992 ) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
a.belajar adalah perubahan tingkahlaku
b.perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan
c.perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992). Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984 ) dan terkontrol.
Tujuan-tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita ( UU. No. 2 Tahun 1989 ), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik.
Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut :
a.Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif
b.Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
c.Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
d.Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti
e.Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).

2. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Duffy dan Roehler ( 1989 ) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU ( 1994 ) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler ( 1986 ) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan ( eksperimental ) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami ( kenyataan ).
Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.
Gagne dan Briggs ( 1979 ) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.
Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.
Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya (Arief. Sukadi, 1991).

3. Bagaimana terjadinya proses belajar ?
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam kehidupan manusia khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan khususnya bidang psikologi pendidikan.
Begitu pentingnya pendidikan maka psikologi pendidikan berusaha untuk mengkaji bagaimana tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia dan bagaimana proses belajar terjadi. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah ini manusia bebas untuk bereksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya.
Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan itu pun kenyataan tragis juga dapat terjadi karena faktor belajar. Contohnya begitu banyak kejadian di mana orang pintarlah yang paling banyak melakukan kepintarannya untuk menghancurkan kehidupan orang lain.
Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting. Alasannya karena belajar berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan teknologi hasil belajar kelompok manusia tertindas dapat juga digunakan untuk membangun benteng pertahanan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi Anda sebagai mahasiswa atau sebagai calon guru atau guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar siswa-siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Seorang siswa yang menempuh proses belajar idealnya mengalami perubahan, ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis yang utuh dan menyeluruh.

4. Bagaimana Proses Belajar ?
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Lalu bagaimana terjadinya proses belajar ini ? Proses berasal dari bahasa latin "processus" yang berarti "berjalan ke depan" yaitu berupa urutan langkah-langkah atau kemajuan yang mengarah pada tercapainya suatu tujuan.
Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah ( manners or operation ) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. ( Rober ,1988, dalam Muhibin,1995 ). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Menurut Jerome S. Bruner, proses belajar siswa terjadi dalam tiga fase yaitu fase informasi, transformasi dan fase penilaian ( untuk memahaminya silahkan baca modul 3, Kb 2: Teori belajar Bruner ).
Sementara itu menurut Wittig ( Muhibbin 1995 ) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :
a.Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini si belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap aguasistion merupakan tahapan yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi tahap selanjutnya.
b.Storage (penyimpananinformasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang disebut shortterm atau longterm memori.
c.Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apa bila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrival merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi, pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya

C. Jenis – jenis Motivasi
Motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan sesuatu dari apa yang ia pelajari. Kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar, kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan tetapi sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik.

D. Teori Motivasi
Teori Motivasi ada 3 kelompok yaitu :
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi pada kesimpulannya, seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya. Misalnya mahasiswa A ingin lulus dengan IPK 3,8. Dia akan terdorong untuk lebih giat belajar dibandingkan dengan mahasiswa B yang ingin lulus dengan IP 2,8. Teori kepuasan (Content Theory) ini banyak dikenal antara lain :
a.Teori Motivasi klasik oleh F.W. Taylor.
Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.

2. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial.
Dasar Maslow’s Need Hierarchy Theory :
a.Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b.Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

3. Ada beberapa macam kebutuhan, antara lain :
a. Physiological Needs
Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seeorang berperilaku dan bekerja giat.

b. Safety and Security needs
Safety and Security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.



c. Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan social.

d. Esteem or Status or Egoistic Needs
Esteem or Status or Egoistic Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya, memakai dasi untuk membedakan seorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.

e. Self Actuallization
Self Actuallization adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu :
1) Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2) Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang individu.

Dari uraian di atas, Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan kelemahan, sebagai berikut :
Kebaikannya :
Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya :
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.

f.Herzberg’s Two Factors Teory
Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Ada 3 hal penting berdasarkan penelitian Herzberg yang harus diperhatikan dalam motivasi bawahan yaitu :
1)Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.
2)Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3)Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1)Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
2)Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
3)Mc. Clelland’s Achievment Motivation Theory
Mc. Clelland’s achievment Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Mc. Clelland mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja seseorang, yaitu :

Kebutuhan akan Prestasi ( Need for Achievment )
Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )
Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power )

g. ERG Theory Alderfer
Existence, relatednes, and Growth ( ERG ) Theory ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu :
1)Kebutuhan akan Keberadaan ( Existence Needs ), berhubungan dengankebutuhan dasar termasuk didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
2)Kebutuha akan Afiliasi ( Relatedness Needs ), menekankan akan pentingnya hubungan antar - individu ( interpersonal relationship ) dan bermasyarakat ( social relationship ).
3)Kebutuhan akan Kemajuan ( Growth Needs ), dalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

h.Teori Motivasi Human Relations
Teori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif pimpinan organisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.

i.Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu : upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan bekerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, pengakuan atas prestasi

j.Teori Proses ( Process Theory )
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori Proses ini, dikenal atas :
1)Teori Harapan ( Expectancy Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas :
Harapan ( Expectancy ), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
Nilai ( Valence ) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu ( daya/nilai motivasi ) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Pertautan ( Instrumentality ) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

2)Teori Keadilan ( Equaty Theory )
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif.

k.Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory )
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1)Pengukuhan Positif ( Positive Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.

2)Pengukuhan Negatif ( Negative Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.

Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut :


Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama yang lain. Bila aspek fisiologis siswa tidak baik maka akan mempengaruhi aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan ( baik sosial maupun non social ) di sekitar siswa tidak baik, maka akan berdampak pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua agar menciptakan situasi dan kondisi belajar yang bisa mendukung keberhasilan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah.
Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi :
Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih
Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.

F. Upaya Membangkitkan Motivasi
Ada beberapa cara untung membangkitkan motivasi, antara lain :
Hubungkan Tubuh dengan Pikiran, pernahkan anda merasa lesu, murung dan tubuh lemas. Untuk membangkitkan motivasi anda, anda harus segera bangkit dari itu semua. Ajak tubuh anda untuk bergerak cepat dan bertenaga. Lakukan sesuatu maka gairah dan semangat anda akan muncul

Ubah fokus anda kepada sesuatu yang positif. Apabila anda menanyakan kepada orang yang sedang putus asa, apakah fokus mereka? pasti mereka akan berbicara hal hal yang kecil saja dan cenderung negatif. Sebaliknya mereka yang punya semangat dalam hidup dan keyakinan untuk meraih kesuksesan maka mereka akan bilang bahwa mereka punya target yang besar dan fokus kepada hal hal yang positif. Jangan tunggu anda siap, karena semua orang sukses bermula dari cita cita yang besar dan fokus untuk mengejarnya.

Apa yang anda bicarakan, baik kepada diri anda sendiri maupun kepada orang lain. Apabila anda berbicara pada diri sendiri sesuatu yang tidak mungkin maka tubuh anda akan kehilangan energi. Apabila anda berbicara hal yang positif bahkan kepada semua orang yang anda temui maka motivasi anda akan tetap terjaga.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yangmengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa menyadarkan kedudukannya pada awal, proses dan hasil belajar, menginformasikan kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi pengajar, membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil, mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam : acuh, tak memusatkan perhatian, bermain di samping yang bersemangat belajar, meningkatkan dan menyadarkan pengajar untuk memilih satu diantara beberapa peran : penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik, “unjuk kerja” rekayasa pedagogis : semua siswa berhasil, “mengubah”siswa tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi bersemangat belajar.



Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi Belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, dorongan ini bisa berasal dari diri individu itu sendiri maupun dorongan karena adanya perangsang dari luar diri individu.
Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.
Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai. Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan karena motivasinya kurang.
Apakah hubungannya motivasi dengan emosi ? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti ? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.
Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa.
Apakah anda sudah termotivasi?

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Dari segi penyusunan atau penulisan mungkin masih kurang dapat dipahami dengan baik dibanding referensi lainnya. Oleh karena itu penyusun menyarankan untuk penyempurnaan penyusunan dan pengembangan makalah ini.









Daftar Pustaka

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/
http://www.mitrapulsa.com/motivasibelajar.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/faktor-yang-mempengaruhi-motivasi.html
http://yohanestantama.com/2007/3-cara-singkat-untuk-membangkitkan-motivasi-anda/
http://www.stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=339:membangkitkan-motivasi-untuk-mencapai-tujuan-anda&catid=74:motivasi&Itemid=27
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41

bahasa indonesia 1

TUGAS MAKALAH
Cara Jitu Mengembangun Motivasi Belajar
Dosen : Sangsang Sangabakti
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1






Disusun Oleh :

1.( 17108364 ) Erwansyah
2.( 17108369 ) Windu Panca
3.( 17108374 ) Sandy M
4.( 17108375 ) Ath Thaariq
5.( 17108378 ) Eki Siwi
6.( 17108379 ) Yuliana JB
7.( 17108380 ) Winda Christy
8.( 17108381 ) Euis Galih
9.( 17108382 ) Lenny D
10.( 17108383 ) Lucyana S
11.( 17108384 ) Maesarah Rizki
12.( 17108386 ) Taufiq R
13.( 17108392 ) Kunto Hadi
14.( 17108385 ) Rino P
15.( 17108400 ) Chendy A
16.( 17108403 ) Raja M
17.( 17108404 ) Bayu Aji
18.( 17108405 ) Andreas L
19.( 17108412 ) Angga K
20.( 17108417 ) Rohmawan S
21.( 17108419 ) Hendrawan S
22.( 17108420 ) Fuad R
23.( 17108421 ) Sabaruddin Sigit
24.( 17108423 ) Selly Tricia

Kelas : 5 KA17





Sistem Informasi
Universitas Gunadarma Depok
2009

DAFTAR ISI


Halaman Judul

Daftar isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Manfaat

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Pengertian Belajar
2.3 Jenis – jenis Motivasi
2.4 Teori Motivasi
2.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
2.6 Upaya Membangkitkan Motivasi

Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran



BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal. Diperlukan juga motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, faktor inilah yang harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya motivasi menjadi penyebab timbulnya maslah untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar, akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat apa yang diinginkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai tujuannya.

Dengan hanya mengetahui teori-teori tentang motivasi serta memahami apa yang menjadi kebutuhan manusia tidaklah cukup, oleh karena itu dalam pelaksanaan motivasi pihak manajer harus mengetahui jenis-jenis motivasi agar dapat diterapkan model motivasi mana yang cocok diterapkan oleh organisasi untuk memotivasi pegawainya.
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu


B. Identifikasi Masalah
Salah satu masalah yang ada dalam belajar adalah kurangnya semangat atau usaha untuk menjalankannya. Karena kurangnya usaha dan semangat, akhirnya harus menunggu lama untuk mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, perlu diperhatikan bagaimana cara – cara jitu membangun motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan.

C. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
a.Bagaimanakah belajar dengan baik dan benar ?
b.Bagaimanakah cara jitu untuk membangun motivasi belajar ?
c.Sampai sejauh mana cara yang efektif untuk membangkitkan cara belajar ?

D. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah :
a.Mengetahui cara belajar dengan baik dan benar.
b.Mengetahui cara jitu untuk membangun motivasi belajar.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yamg berkenaan dengan masalah seputar cara membangun motivasi belajar.

F. Manfaat
Fungsi kemanfaatan dari makalah ini ialah :
a.Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkannya untuk membagun motivasi belajar.
b.Sebagai pembanding dari karya tulis lainnya yang sejenis untuk menambah keragaman pembahasan yang ada mengenai permasalahan pembelajaraan dan motivasi ini.




G. Metodologi

Penyajian pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut :
a.Melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah belajar dan motivasi.
b.Melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data – data penting lainnya.

























Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Motivasi
Perkataan Motivasi adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggris "Motivation". Perkataan asalnya ialah "Motive" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada Motiv, yakni bermaksud Tujuan. Di dalam surat kabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
Jadi, ringkasnya, oleh karena perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi ( niat ). Berikut ini adalah beberapa pengertian motivasi menurut :
Wexley & Yukl ( dalam As’ad, 1987 ) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Mitchell ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi mewakili proses - proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela ( volunteer ) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Gray ( dalam Winardi, 2002 ) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987 ) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah : keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
McDonald ( dalam Soemanto, 1987 ) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula ( Suprihanto dkk, 2003 ).
Soemanto ( 1987 ) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik sadar atau tidak sadar untuk melalukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar yang efektif. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seorang siswa. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
James O. Whittaker memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan.
Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi ( tenaga ) di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif ( perasaan ) dan reaksi mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
Dari definisi di atas dalam motivasi terdapat tiga hal, yaitu :
1)Suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Setiap perubahan motivasi berakibat pada perubahan tenaga di dalam sistem neoro fisiologis dari organisme manusia.
2)Ditandai oleh dorongan afektif, seperti lebih bersemangat
3)Ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan, yaitu tindakan nyata

B. Pengertian Belajar
Sebelum membahas masalah prinsip belajar dan pembelajaran sangatlah perlu dipahami terlebih dahulu konsep belajar.
1. Apakah belajar itu ?
Menurut Gagne ( 1984 ) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992 ) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :
a.belajar adalah perubahan tingkahlaku
b.perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan
c.perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992). Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan ( Arief Sukadi 1984 ) dan terkontrol.
Tujuan-tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita ( UU. No. 2 Tahun 1989 ), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik.
Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai prinsip berikut :
a.Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif
b.Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
c.Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi
d.Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti
e.Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971).

2. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Duffy dan Roehler ( 1989 ) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU ( 1994 ) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler ( 1986 ) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan ( eksperimental ) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami ( kenyataan ).
Oleh karena itu lingjungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.
Gagne dan Briggs ( 1979 ) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.
Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya.
Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya (Arief. Sukadi, 1991).

3. Bagaimana terjadinya proses belajar ?
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam kehidupan manusia khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan khususnya bidang psikologi pendidikan.
Begitu pentingnya pendidikan maka psikologi pendidikan berusaha untuk mengkaji bagaimana tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia dan bagaimana proses belajar terjadi. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah ini manusia bebas untuk bereksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupannya.
Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan itu pun kenyataan tragis juga dapat terjadi karena faktor belajar. Contohnya begitu banyak kejadian di mana orang pintarlah yang paling banyak melakukan kepintarannya untuk menghancurkan kehidupan orang lain.
Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting. Alasannya karena belajar berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan kehidupan manusia. Artinya dengan ilmu dan teknologi hasil belajar kelompok manusia tertindas dapat juga digunakan untuk membangun benteng pertahanan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi Anda sebagai mahasiswa atau sebagai calon guru atau guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar siswa-siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Seorang siswa yang menempuh proses belajar idealnya mengalami perubahan, ditandai dengan munculnya pengalaman-pengalaman psikologis yang utuh dan menyeluruh.

4. Bagaimana Proses Belajar ?
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Lalu bagaimana terjadinya proses belajar ini ? Proses berasal dari bahasa latin "processus" yang berarti "berjalan ke depan" yaitu berupa urutan langkah-langkah atau kemajuan yang mengarah pada tercapainya suatu tujuan.
Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah ( manners or operation ) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. ( Rober ,1988, dalam Muhibin,1995 ). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Menurut Jerome S. Bruner, proses belajar siswa terjadi dalam tiga fase yaitu fase informasi, transformasi dan fase penilaian ( untuk memahaminya silahkan baca modul 3, Kb 2: Teori belajar Bruner ).
Sementara itu menurut Wittig ( Muhibbin 1995 ) proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu :
a.Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini si belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap aguasistion merupakan tahapan yang paling mendasar, bila pada tahap ini kesulitan siswa tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi tahap selanjutnya.
b.Storage (penyimpananinformasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan disimpan dalam memorinya yang disebut shortterm atau longterm memori.
c.Retrieval (mendapatkan kembali informasi), apa bila seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrival merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi, pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya

C. Jenis – jenis Motivasi
Motivasi dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang berasal dari diri individu itu sendiri. Dikatakan motivasi intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan sesuatu dari apa yang ia pelajari. Kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah sangat penting untuk memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu pengetahuan.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya perangsang dari luar diri individu. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar, kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan tetapi sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk. Ia sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik.

D. Teori Motivasi
Teori Motivasi ada 3 kelompok yaitu :
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi maka semangat kerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi pada kesimpulannya, seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya. Misalnya mahasiswa A ingin lulus dengan IPK 3,8. Dia akan terdorong untuk lebih giat belajar dibandingkan dengan mahasiswa B yang ingin lulus dengan IP 2,8. Teori kepuasan (Content Theory) ini banyak dikenal antara lain :
a.Teori Motivasi klasik oleh F.W. Taylor.
Teori ini dikemukakan oleh Frederik Winslow Taylor. Menurutnya, motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.

2. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun 1943. Teori ini juga merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasaan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa material dan nonmaterial.
Dasar Maslow’s Need Hierarchy Theory :
a.Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b.Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.

3. Ada beberapa macam kebutuhan, antara lain :
a. Physiological Needs
Physiological Needs (kebutuhan fisik = biologis) yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seeorang berperilaku dan bekerja giat.

b. Safety and Security needs
Safety and Security needs (keamanan dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.



c. Affiliation or Acceptance Needs
Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan social.

d. Esteem or Status or Egoistic Needs
Esteem or Status or Egoistic Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya, memakai dasi untuk membedakan seorang pimpinan dengan anak buahnya dan lain-lain.

e. Self Actuallization
Self Actuallization adalah kebutuhan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu :
1) Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya hanya berasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2) Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang individu.

Dari uraian di atas, Maslow’s Need Hierarchy Theory ini mempunyai kebaikan dan kelemahan, sebagai berikut :
Kebaikannya :
Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya :
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.

f.Herzberg’s Two Factors Teory
Teori Motivasi Dua Faktor atau Teori Motivasi Kesehatan atau Faktor Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan. Ada 3 hal penting berdasarkan penelitian Herzberg yang harus diperhatikan dalam motivasi bawahan yaitu :
1)Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.
2)Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3)Karyawan kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.

Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1)Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
2)Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
3)Mc. Clelland’s Achievment Motivation Theory
Mc. Clelland’s achievment Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Mc. Clelland mengelompokan 3 kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja seseorang, yaitu :

Kebutuhan akan Prestasi ( Need for Achievment )
Kebutuhan akan Afiliasi ( Need for Affiliation )
Kebutuhan akan Kekuasaan ( Need for Power )

g. ERG Theory Alderfer
Existence, relatednes, and Growth ( ERG ) Theory ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer seorang ahli dari Yale University. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A.H. Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama, yaitu :
1)Kebutuhan akan Keberadaan ( Existence Needs ), berhubungan dengankebutuhan dasar termasuk didalamnya Physiological Needs dan Safety Needs dari Maslow.
2)Kebutuha akan Afiliasi ( Relatedness Needs ), menekankan akan pentingnya hubungan antar - individu ( interpersonal relationship ) dan bermasyarakat ( social relationship ).
3)Kebutuhan akan Kemajuan ( Growth Needs ), dalah keinginan intrinsik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

h.Teori Motivasi Human Relations
Teori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif pimpinan organisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.

i.Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu : upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan bekerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, pengakuan atas prestasi

j.Teori Proses ( Process Theory )
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bisa dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori Proses ini, dikenal atas :
1)Teori Harapan ( Expectancy Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas :
Harapan ( Expectancy ), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
Nilai ( Valence ) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu ( daya/nilai motivasi ) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Pertautan ( Instrumentality ) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

2)Teori Keadilan ( Equaty Theory )
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif.

k.Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory )
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1)Pengukuhan Positif ( Positive Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.

2)Pengukuhan Negatif ( Negative Reinforcement )
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.

Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam pencapaian hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar dirinya. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut :


Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama yang lain. Bila aspek fisiologis siswa tidak baik maka akan mempengaruhi aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan ( baik sosial maupun non social ) di sekitar siswa tidak baik, maka akan berdampak pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu guru dan orang tua agar menciptakan situasi dan kondisi belajar yang bisa mendukung keberhasilan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah.
Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi :
Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih
Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.

F. Upaya Membangkitkan Motivasi
Ada beberapa cara untung membangkitkan motivasi, antara lain :
Hubungkan Tubuh dengan Pikiran, pernahkan anda merasa lesu, murung dan tubuh lemas. Untuk membangkitkan motivasi anda, anda harus segera bangkit dari itu semua. Ajak tubuh anda untuk bergerak cepat dan bertenaga. Lakukan sesuatu maka gairah dan semangat anda akan muncul

Ubah fokus anda kepada sesuatu yang positif. Apabila anda menanyakan kepada orang yang sedang putus asa, apakah fokus mereka? pasti mereka akan berbicara hal hal yang kecil saja dan cenderung negatif. Sebaliknya mereka yang punya semangat dalam hidup dan keyakinan untuk meraih kesuksesan maka mereka akan bilang bahwa mereka punya target yang besar dan fokus kepada hal hal yang positif. Jangan tunggu anda siap, karena semua orang sukses bermula dari cita cita yang besar dan fokus untuk mengejarnya.

Apa yang anda bicarakan, baik kepada diri anda sendiri maupun kepada orang lain. Apabila anda berbicara pada diri sendiri sesuatu yang tidak mungkin maka tubuh anda akan kehilangan energi. Apabila anda berbicara hal yang positif bahkan kepada semua orang yang anda temui maka motivasi anda akan tetap terjaga.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yangmengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa menyadarkan kedudukannya pada awal, proses dan hasil belajar, menginformasikan kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi pengajar, membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil, mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam : acuh, tak memusatkan perhatian, bermain di samping yang bersemangat belajar, meningkatkan dan menyadarkan pengajar untuk memilih satu diantara beberapa peran : penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik, “unjuk kerja” rekayasa pedagogis : semua siswa berhasil, “mengubah”siswa tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi bersemangat belajar.



Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi Belajar adalah dorongan untuk melakukan sesuatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, dorongan ini bisa berasal dari diri individu itu sendiri maupun dorongan karena adanya perangsang dari luar diri individu.
Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.
Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai. Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan karena motivasinya kurang.
Apakah hubungannya motivasi dengan emosi ? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti ? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.
Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa.
Apakah anda sudah termotivasi?

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Dari segi penyusunan atau penulisan mungkin masih kurang dapat dipahami dengan baik dibanding referensi lainnya. Oleh karena itu penyusun menyarankan untuk penyempurnaan penyusunan dan pengembangan makalah ini.









Daftar Pustaka

http://www.ugmc.bizland.com/ak-ertimotivasi.htm
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/
http://www.mitrapulsa.com/motivasibelajar.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/faktor-yang-mempengaruhi-motivasi.html
http://yohanestantama.com/2007/3-cara-singkat-untuk-membangkitkan-motivasi-anda/
http://www.stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=339:membangkitkan-motivasi-untuk-mencapai-tujuan-anda&catid=74:motivasi&Itemid=27
http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41